Beberapa bahan makanan dikenal sebagai
antikanker atau antikarsinogen, yaitu zat yang dapat melindungi tubuh dari
serangan kanker. Zat ini tergolong sebagai antioksidan, misalnya vitamin A,
vitamin C, vitamin E dan selenium. Antioksidan dapat merangsang sistem imun
tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk karsinogen. Bahan makanan yang
dianjurkan diantaranya : bawang putih, tomat, brokoli, tempe, kacang kedelai, wortel,
kubis, kol, jeruk, jambu biji, roti, serealia, produk susu (yoghurt dan keju), ikan,
terutama ikan laut dan kacang - kacangan, sebagai sumber protein, serta makanan
berserat tinggi sebagai zat antikarsinogen.
Minggu, 15 September 2013
Tatalaksana Gizi
Diet Pasien Kanker Individual
Pengaturan
makan pasien kanker di rumah sakit dimulai dengan melakukan Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) yang terdiri dari tahapan Assessment Gizi, Diagnosis Gizi,
Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi. Proses Asuhan Gizi
Terstandar (American
Dietetic Association 2009)
Tahap I : Assessment Gizi
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi :
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi :
1. Data
antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh, perubahan Berat
Badan)
2. Data
laboratorium (kadar Albumin, Transferin, CRP, Gula Darah, Hemoglobin,
Elektrolit,
profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
3. Data
klinis/fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik, dll)
4. Data
riwayat makan (Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan)
5. Data
riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplement, riwayat keluarga)
Tahap II : Diagnosis Gizi
Tahap II : Diagnosis Gizi
Diagnosis
gizi dibuat berdasarkan hasil pengkajian data (Assesmen Gizi). Kalimat
diagnosis gizi berisi keterangan tentang Problem, Etiologi dan Sign/Symptom.
Contoh
Diagnosis Gizi pada Pasien Kanker post kemoterapi dengan asupan makan kurang :
“Tidak
adekuatnya asupan makanan per oral sehubungan dengan tidak nafsu makan, mual,
ditandai dengan asupan energi kurang 1000 Kkal“
Tahap III : Intervensi Gizi
Tahap III : Intervensi Gizi
Intervensi
gizi pasien kanker post kemoterapi diberikan berdasarkan prinsip diet sebagai
berikut :
1. Energi
sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32 - 36 Kkal/kgBB
2. Protein
1 - 1,5 g/kgBB
3. Lemak
20% dari total kalori
4. Karbohidrat
sisa dari protein dan lemak
5. Vitamin
dan mineral cukup
6. Bila
imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
7. Porsi
kecil tapi sering
8.Bentuk
makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi
oral dan enteral
9. Bahan
makanana yang dianjurkan :
C Menggunakan minyak olive oil atau
canola oil. Lemak omega 3 sangat potensial sebagai anti implamasi
C Buah2an dan sayur termasuk sumber
alfa dan beta caroten, likopen. Sayur hijau tinggi isoflavon termasuk sayuran
hijau, seledri, letuce, bayam, dan jeruk
C Penggunaan pito estrogen seperti : kedelai dianjurkan ditingkatkan untuk menurunkan resiko kanker serviks
C Supplement biasanya : folic acid,
kalsium, vit D, A, C, E alfa tokoferol sesuai anjuran dokter.
Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Beberapa
hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasidalam penatalaksanaan diet pada
pasien kanker meliputi :
1. Asupan
makanan /zat gizi dan dampaknya
2. Tanda
dan gejala : Antopometri, biokimia, fisik
3. Kepuasan
pasien, kualitas hidup.
4. Perilaku
dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan)
Efek samping pengobatan dan cara mengatasinya pada pasien kanker post kemoterapi biasanya mengalami efek samping pengobatan. Berikut ini beberapa tatalaksana gizi terhadap efek samping pengobatan kemoterapi yang berkaitan dengan masalah gizi dan cara mengatasinya :
Ø Anoreksia : Makanan yang dingin
lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin, puding,
semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.
Ø Berat badan yang turun : Berikan
makanan kesukaan Bila tidak dapat mengkonsumsi makanan oral digunakan makanan
enteral (modifikasi bentuk).
Ø Mual/Muntah : Makanan kering,
hindari bau yang merangsang, hindari makanan berlemak, anjurkan makan perlahan,
tidak tiduran setelah makan .
Ø Diare : Memberikan cairan cukup,
dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan menelan, karena kadang terjadi
dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/dingin. Makanan lunak & saring
lebih dapat diterima dari pada makanan biasa.
Ø Malabsorption : Pada kasus ini
digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/oligomerik formula
digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair
jernih 1X 24 jam dapat membantu
Pengobatan kanker serviks berdasarkan stadiumnya
ü Stadium prakanker (stadium I)
Stadium
prakanker hingga stadium I awal biasanya diobati dengan histerektomi. Apabila
pasien masih ingin memiliki anak biasanya dilakukan metode LEEP atau cone
biopsy.
ü Stadium awal (stadium I dan II)
- Apabila
ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya dilakukan radikal histerektomi atau
radioterapi dengan atau tanpa kometerapi.
- Apabila
ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan radioterapi dan kemoterapi
berbasis cisplatin, histerektomi, atau kometerapi berbasis cisplatin yang
dilanjutkan dengan histerektomi.
ü Stadium lanjut (stadium akhir II
Akhir - IV awal)
Kanker serviks pada stadium ini
dapat diobati dengan radioterapi dan kometerapi berbasis cisplatin. Pada
stadium sangat lanjut (stadium IV akhir), dokter dapat mempertimbangkan
kometerapi dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin. Jika
kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah mengangkat
atau menghanjurkan sebanyak mungkin sel - sel kanker. Biasanyaa dilakukan
pengobatan yang bersifat paliatif - ditujukan untuk mengurangi gejela.
Tes mengetahui kanker serviks
Ada sejumlah metode untuk mendeteksi
atau mengetahui apakah sobat terkena kanker serviks, antara lain :
-
IVA - Inspeksi
Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang dapat Anda lakukan di
klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3% - 5% ke leher rahim,
kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih.
Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan
pemeriksaaan lanjutan.
-
Pap Smear atau dikenal
juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test, cervical smear, smear test.
Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan : biaya murah, waktu cepat
dan hasil akurat. Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid
atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas
meja periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah terlatih dengan
menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina
terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk
mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa
dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang.
Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat
kanker serviks.
-
Thin prep merupakan metode
berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya
mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh
bagian serviks. Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial
atau botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih
jelas. Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis,
yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode
ini hampir mencapai 100%.
Pencegahan
Mengurangi
risiko kanker serviks dengan mengambil tindakan pencegahan infeksi virus HPV.
Gunakanlah kondom ketika berhubungan seksual karena hal tersebut dapat mengurangi
risiko terinfeksi virus HPV. Sebagai tambahan adalah dengan :
C Menunda
hubungan seksual sampai usia matang.
C Setia
pada pasangan.
C Hindari
merokok.
C Gunakan
vaksinasi pencegah HPV.
C Ikuti
prosedur pemeriksaan serviks (pap smear test)
Pencegahan
terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian
vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat
adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan
pada perempuan
usia 10 - 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke
nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun
bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 - 14 tahun dibanding
yang berusia 15 - 25 tahun.penyakit ini bisa anda untuk mencuci pakaian yang
sudah kotor karena pada pakaian tersebut mengandung virus dari orang lain jika
yang sudah mengalami penyakit kanker serviks.
Pengobatan
Standar
pengobatan
kanker serviks meliputi terapi :
a)
Operasi
Ada beberapa
jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks. Beberapa pengobatan melibatkan
pengangkatan rahim (histerektomi). Daftar ini mencangkup beberapa jenis opersi
yang paling umum di lakukan pada pengobatan kanker serviks.
b)
Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan
dengan nitrogen cair dimasukkan kedalam Vagina dan leher rahim. Cara ini dapat
membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukanya. Cryosurgery digunakan untuk
mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim (stadium 0), bukan
kanker invasif yang telah menyebar keluar leher rahim.
c)
Bedah
Laser
Cara ini
menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel - sel atau menghapus sebagian
kecil jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya di gunakan
sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif (stadium 0).
d)
Konisasi
Sepotong
jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim. Pemotongan
dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang di panaskan oleh
listrik. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker
serviks tahap awal (stadium 0 atau 1).
e)
Histerektomi
S Histerektomi sederhana
Cara kerja
metode ini adalah mengankat rahim, tetapi tidak mencangkup jaringan yang berada
didekatnya. Vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim
dapat diangkat dengan cara operasi dibagian depan perut atau melalui vagina. Setelah
dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil. Histerektomi digunakan
untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (stadium 1) dan mengobati
kanker stadium prakanker (stadium 0) jika sel - sel kanker ditemukan pada batas
tepi konisasi.
S Histerektomi radikal dan diseksi
kelenjar getah bening panggul
Pada operasi
ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, Vagina
bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah
bening yang berada di daerah panggul. Opersi ini paling sering di lakukan
melalui pemotongan bagian depan perut, bukan dilakukan melalui vagina.
S Trachlektomi
Sebuah prosedur yang disebut
trachlektomi radikal memungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal dapat
di obati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini meliputi pengangkatan
serviks dan bagian atas Vagina, kemudian meletkkanya pada jahitan berbentuk
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam rahim. Kelenjar
getah bening didekatnya juga di angkat. Opersi ini bisa dilakukan melalui
vagina atau perut. Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami
kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caecar.
Resiko terjadinya kekambuhan kanker sesudah pengobatn ini cukup rendah.
f)
Ekstenterasi
Panggul
Selain
mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada opersi jenis ini juga
dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar.
Operasi ini dilakukan saat kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan
sebelumnya. Diperlukan waktu enam bualan atau lebih untuk pulih dari opersi
radikal ini. Namun, wanita yang pernah menjalni opersi ini tetap dapat
menjalani kehidupan dengan bahagia dan produktif
g)
Radioterapi
Pada pengobatan kanker serviks,
radioterpi ditetapkan dengan melakukan radiasi eksternal yang diberikan bersama
dengan kemoterpi dosis rendah. Untuk jenis pengobatan radiasi internal, zat
radioaktif dimasukkan kedalam silinder didalam vagina. Kadang-kadang,
bahan-bahan radioaktif ini ditempatkan kedalam jarum tipis yang dimasukkan
langsung kadalam tumor.
h)
Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan
obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat - obatan tersebut di
berikan melalui infus kedalam pembuluh darah atu melalui mulut. Setelah obat
masuk kealiran darah, maka akan menyebar keseluruh tubuh. Terkadang, ada
beberapa obat yang diberikan dalam satu waktu.
Faktor Resiko
N
Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah
faktor - faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak
berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker
serviks adalah usia diatas 40 tahun dan system imun yang lemah. Semakin tua
seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tetapi hal
ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja,yang berusia muda pun bisa
terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses
penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya -upaya lainnya untuk mencegah
meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor
genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak
berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari
ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap
kanker serviks.
N
Faktor Kebersihan
Ñ Keputihan
yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu
yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna
bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat
tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang
tidak normal.
Ñ Penyakit
Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain : sifilis, gonore, herpes
simpleks, HIV - AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Ñ Pemakaian
pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang
digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas,
misalnya : krayon, kardus, dan lain - lain.
Ñ Membasuh
kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet umum yang tidak
terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman.
N
Faktor Pilihan
Faktor pilihan adalah,
mencakup hal - hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya : berhubungan
seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti - ganti partner seks dan
merokok. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan
penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5
orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma
pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering
pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap
Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada
serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin
cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
N Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa
wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko
kanker serviks lebih tinggi.
N Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka
panjang dapat menikatkan resiko terjadinya kanker serviks.
N Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau
lebih proses kehamilan memeiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
N Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
N Faktor
Hormonal
Ketidakseimbangan hormon estrogen
dengan hormon lain, yang disebut progesteron, dapat mempengaruhi risiko kanker
rahim. Sebelum menopause, ovarium memproduksi estrogen dan progesteron, yang
membantu untuk mengendalikan siklus bulanan atau haid. Pada masa ini telur akan
dilepaskan dari ovarium dan membuat dinding rahim tumbuh lebih tebal untuk
mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan akan datang
pergi setiap bulannya. Setelah menopause, ovarium tidak lagi memproduksi hormon, namun wanita masih menghasilkan beberapa estrogen dalam lemak tubuh
mereka. Saat estrogen terlalu banyak tanpa adanya progesteron untuk
menyeimbangkan itu, maka risiko kanker rahim pun meningkat.
N Berat
badan dan aktivitas fisik
Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko
yang dapat memicu kanker rahim. Setelah menopause, lemak tubuh adalah sumber
utama estrogen. Wanita yang kelebihan berat badan mungkin memiliki tingkat
estrogen yang tinggi. Satu dari tiga kanker rahim dapat disebabkan oleh
kelebihan berat badan. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa fisik yang kurang
aktif dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
N Faktor
genetik
Beberapa kasus kanker rahim disebabkan
oleh perubahan gen tertentu, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker
rahim. Jika ada beberapa kerabat dekat dari keluarga yang memiliki riwayat
penyakit kanker usus, payudara atau rahim, maka ada kemungkinan ada genetik
diwariskan kepada generasi berikutnya. Kerabat dekat dalam hal ini mencakup orangtua, anak, saudara dan saudari.
N Tamoxifen
Tamoxifen merupakan obat hormonal yang digunakan untuk
mengobati kanker payudara. Obat ini bisa sedikit meningkatkan risiko kanker
rahim, bila dikonsumsi dalam waktu jangka panjang.
N Gangguan
kesehatan lainnya
Beberapa kondisi medis lainnya juga dapat meningkatkan
risiko kanker rahim, seperti berikut ini :
û Penebalan dinding Rahim (Hiperplasia Endometrium) adalah suatu
kondisi dimana dinding rahim menjadi lebih tebal.
û Diabetes, yang berkaitan dengan
kelebihan berat badan, meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker rahim.
Ada juga mungkin hubungan antara kanker rahim terpisah dan insulin, hormon yang
mengatur gula darah.
û Sindrom ovarium polikistik (PCOS), memiliki
kista yang tumbuh di ovarium. Kondisi ini mungkin memiliki masalah kesuburan,
jarang atau tidak pernah mengalami haid, atau mungkin kelebihan berat badan
atau diabetes. Ini semua terkait dengan risiko kanker rahim.
û Kanker ovarium, beberapa jenis kanker
ovarium yang disebut granulosa dan tumor sel teka dapat memproduksi estrogen,
yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
Stadium Kanker serviks
Penentuan
stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini berkaitan dengan
jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan. Stadium kanker
serviks adalah sebagai berikut :
Stadium
|
Keterangan
|
0
|
Kanker
serviks stadium 0 bisa disebut karsinoma in situ. Sel abnormal hanya
ditemukan di dalam lapisan serviks.
|
I
|
Kanker
hanya ditemukan pada leher rahim.
|
II
|
Kanker
yang telah menyebar diluar leher rahim, tetapi tidak menyebar ke kedinding
pelvis atau sepertiga bagian bawah Vagina.
|
III
|
Kanker
yang telah menyebar hingga sepertiga bagian bawah Vagina. Mungkin telah
menyebar kedinding panggul dan atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
|
IV
|
Kanker
telah menyebar kekandung kemih, rektum, atau bagian tubuh lain seperti paru -
paru, tulang, dan hati.
|
Ciri – Ciri Seseorang Menderita Kanker Serviks
Kanker
serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun
untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi.
Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi.
Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear
setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam
asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri - ciri berikut bisa
menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks
atau tidak :
- Saat
berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh
adanya perdarahan.
- Mengalami keputihan yang tidak normal disertai
dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
- Sering
merasakan sakit pada daerah pinggul
- Mengalami
sakit saat buang air kecil
- Pada saat
menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
- Saat
perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian
paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat
berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil,
mengalami perdarahan spontan.
Diagnosis Kanker Serviks
Selama pemeriksaan tes Pap smear, dokter akan mengambil
goresan sampel kecil dari sel - sel di permukaan leher rahim untuk mencari
perubahan sel. Jika tes Pap smear menunjukkan perubahan sel yang abnormal,
dokter mungkin melakukan tes lain untuk mencari sel - sel prakanker atau kanker
pada leher rahim Anda. Dokter mungkin juga melakukan tes Pap Smear dan
sekaligus mengambil sampel jaringan (biopsi) jika Anda memiliki gejala kanker
serviks, seperti perdarahan setelah berhubungan intim.
Penyebab
Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker
serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV
tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya
melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu,
penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang
yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa
menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. S eperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama
vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk
lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan
hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria
yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini
(melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan
resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah
adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama,
terlalu sering melahirkan.
Secara
umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal. Sel
yang normal akan tumbuh dan melipatgandakan secara teratur. Akan tetapi sel
kanker tumbuh dan melipatgandakan diri secara tidak terkontrol dan sel tersebut
tidak mati. Akumulasi dari sel tersebut akan menjadi besar dan disebut dengan
tumor. Sel kanker menyerang jaringan tubuh terdekat dan dapat memecah dari
sumbernya untuk menyebar ke manapun di bagian tubuh.
Ada
dua tipe umum kanker serviks, yaitu :
- Squamous cell carcinomas
terdapat pada bagian bawah serviks. Tipe ini menjadi penyebab sekitar 80
sampai 90 persen kanker serviks.
- Adenocarcinomas terjadi pada
bagian atas serviks. Tipe ini menjadi penyebab 10 sampai 20 persen kanker
serviks.
Langganan:
Postingan (Atom)