Diet Pasien Kanker Individual
Pengaturan
makan pasien kanker di rumah sakit dimulai dengan melakukan Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) yang terdiri dari tahapan Assessment Gizi, Diagnosis Gizi,
Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi. Proses Asuhan Gizi
Terstandar (American
Dietetic Association 2009)
Tahap I : Assessment Gizi
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi :
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi :
1. Data
antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh, perubahan Berat
Badan)
2. Data
laboratorium (kadar Albumin, Transferin, CRP, Gula Darah, Hemoglobin,
Elektrolit,
profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
profil lipid, Tes Kliren Kreatinin, dll)
3. Data
klinis/fisik (Masa otot, lemak subkutan, gigi geligi, penampilan fisik, dll)
4. Data
riwayat makan (Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan)
5. Data
riwayat personal (riwayat penyakit, konsumsi suplement, riwayat keluarga)
Tahap II : Diagnosis Gizi
Tahap II : Diagnosis Gizi
Diagnosis
gizi dibuat berdasarkan hasil pengkajian data (Assesmen Gizi). Kalimat
diagnosis gizi berisi keterangan tentang Problem, Etiologi dan Sign/Symptom.
Contoh
Diagnosis Gizi pada Pasien Kanker post kemoterapi dengan asupan makan kurang :
“Tidak
adekuatnya asupan makanan per oral sehubungan dengan tidak nafsu makan, mual,
ditandai dengan asupan energi kurang 1000 Kkal“
Tahap III : Intervensi Gizi
Tahap III : Intervensi Gizi
Intervensi
gizi pasien kanker post kemoterapi diberikan berdasarkan prinsip diet sebagai
berikut :
1. Energi
sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32 - 36 Kkal/kgBB
2. Protein
1 - 1,5 g/kgBB
3. Lemak
20% dari total kalori
4. Karbohidrat
sisa dari protein dan lemak
5. Vitamin
dan mineral cukup
6. Bila
imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
7. Porsi
kecil tapi sering
8.Bentuk
makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat berupa kombinasi
oral dan enteral
9. Bahan
makanana yang dianjurkan :
C Menggunakan minyak olive oil atau
canola oil. Lemak omega 3 sangat potensial sebagai anti implamasi
C Buah2an dan sayur termasuk sumber
alfa dan beta caroten, likopen. Sayur hijau tinggi isoflavon termasuk sayuran
hijau, seledri, letuce, bayam, dan jeruk
C Penggunaan pito estrogen seperti : kedelai dianjurkan ditingkatkan untuk menurunkan resiko kanker serviks
C Supplement biasanya : folic acid,
kalsium, vit D, A, C, E alfa tokoferol sesuai anjuran dokter.
Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
Beberapa
hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasidalam penatalaksanaan diet pada
pasien kanker meliputi :
1. Asupan
makanan /zat gizi dan dampaknya
2. Tanda
dan gejala : Antopometri, biokimia, fisik
3. Kepuasan
pasien, kualitas hidup.
4. Perilaku
dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan)
Efek samping pengobatan dan cara mengatasinya pada pasien kanker post kemoterapi biasanya mengalami efek samping pengobatan. Berikut ini beberapa tatalaksana gizi terhadap efek samping pengobatan kemoterapi yang berkaitan dengan masalah gizi dan cara mengatasinya :
Ø Anoreksia : Makanan yang dingin
lebih baik dari panas, cair jernih, es krim, milkshake, gelatin, puding,
semangka, anggur. Hindari minum sebelum makan. Minuman dalam bentuk segar.
Ø Berat badan yang turun : Berikan
makanan kesukaan Bila tidak dapat mengkonsumsi makanan oral digunakan makanan
enteral (modifikasi bentuk).
Ø Mual/Muntah : Makanan kering,
hindari bau yang merangsang, hindari makanan berlemak, anjurkan makan perlahan,
tidak tiduran setelah makan .
Ø Diare : Memberikan cairan cukup,
dengan modifikasi diet berdasarkan kemampuan menelan, karena kadang terjadi
dysphagia. Hindari makanan terlalu panas/dingin. Makanan lunak & saring
lebih dapat diterima dari pada makanan biasa.
Ø Malabsorption : Pada kasus ini
digunakan makanan enteral rendah laktosa. Elemental diet/oligomerik formula
digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi sangat jelek. Na, K tinggi. Cair
jernih 1X 24 jam dapat membantu
0 komentar:
Posting Komentar