Minggu, 15 September 2013

Faktor Resiko

N  Faktor Alamiah

Faktor alamiah adalah faktor - faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun dan system imun yang lemah. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja,yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya -upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

N  Faktor Kebersihan

Ñ  Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.
Ñ  Penyakit Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain : sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV - AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Ñ  Pemakaian pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas, misalnya : krayon, kardus, dan lain - lain.
Ñ  Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman.

N  Faktor Pilihan

Faktor pilihan adalah, mencakup hal - hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya : berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti - ganti partner seks dan merokok. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
N  Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.
           N  Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko terjadinya kanker serviks.
          N  Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
         N  Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
                   N  Faktor Hormonal
Ketidakseimbangan hormon estrogen dengan hormon lain, yang disebut progesteron, dapat mempengaruhi risiko kanker rahim. Sebelum menopause, ovarium memproduksi estrogen dan progesteron, yang membantu untuk mengendalikan siklus bulanan atau haid. Pada masa ini telur akan dilepaskan dari ovarium dan membuat dinding rahim tumbuh lebih tebal untuk mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan akan datang pergi setiap bulannya. Setelah menopause, ovarium tidak lagi memproduksi hormon, namun wanita masih menghasilkan beberapa estrogen dalam lemak tubuh mereka. Saat estrogen terlalu banyak tanpa adanya progesteron untuk menyeimbangkan itu, maka risiko kanker rahim pun meningkat.
               N  Berat badan dan aktivitas fisik
Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memicu kanker rahim. Setelah menopause, lemak tubuh adalah sumber utama estrogen. Wanita yang kelebihan berat badan mungkin memiliki tingkat estrogen yang tinggi. Satu dari tiga kanker rahim dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa fisik yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
 N  Faktor genetik
Beberapa kasus kanker rahim disebabkan oleh perubahan gen tertentu, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker rahim. Jika ada beberapa kerabat dekat dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker usus, payudara atau rahim, maka ada kemungkinan ada genetik diwariskan kepada generasi berikutnya. Kerabat dekat dalam hal ini mencakup orangtua, anak, saudara dan saudari.
            N  Tamoxifen
Tamoxifen merupakan obat hormonal yang digunakan untuk mengobati kanker payudara. Obat ini bisa sedikit meningkatkan risiko kanker rahim, bila dikonsumsi dalam waktu jangka panjang.
           N  Gangguan kesehatan lainnya
Beberapa kondisi medis lainnya juga dapat meningkatkan risiko kanker rahim, seperti berikut ini :
û  Penebalan dinding Rahim (Hiperplasia Endometrium) adalah suatu kondisi dimana dinding rahim menjadi lebih tebal.
û  Diabetes, yang berkaitan dengan kelebihan berat badan, meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker rahim. Ada juga mungkin hubungan antara kanker rahim terpisah dan insulin, hormon yang mengatur gula darah.
û  Sindrom ovarium polikistik (PCOS), memiliki kista yang tumbuh di ovarium. Kondisi ini mungkin memiliki masalah kesuburan, jarang atau tidak pernah mengalami haid, atau mungkin kelebihan berat badan atau diabetes. Ini semua terkait dengan risiko kanker rahim.
û  Kanker ovarium, beberapa jenis kanker ovarium yang disebut granulosa dan tumor sel teka dapat memproduksi estrogen, yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.

0 komentar:

Posting Komentar