N
Faktor Alamiah
Faktor alamiah adalah
faktor - faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak
berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker
serviks adalah usia diatas 40 tahun dan system imun yang lemah. Semakin tua
seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks. Tetapi hal
ini tidak hanya sekedar orang yg sudah berumur saja,yang berusia muda pun bisa
terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses
penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan upaya -upaya lainnya untuk mencegah
meningkatnya risiko kanker serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor
genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak
berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari
ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap
kanker serviks.
N
Faktor Kebersihan
Ñ Keputihan
yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan, yaitu
yang normal dan yang tidak normal. Keputihan normal bila lendir berwarna
bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat
tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang
tidak normal.
Ñ Penyakit
Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. PMS yang cukup sering dijumpai antara lain : sifilis, gonore, herpes
simpleks, HIV - AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.
Ñ Pemakaian
pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan pemutih yang
digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas,
misalnya : krayon, kardus, dan lain - lain.
Ñ Membasuh
kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet umum yang tidak
terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman.
N
Faktor Pilihan
Faktor pilihan adalah,
mencakup hal - hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya : berhubungan
seksual pertama kali di usia terlalu muda. Berganti - ganti partner seks dan
merokok. Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan
penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5
orang). Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma
pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering
pula terjadi trauma pada serviks. Tidak melakukan Pap Smear secara rutin. Pap
Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada
serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin
cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
N Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa
wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko
kanker serviks lebih tinggi.
N Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka
panjang dapat menikatkan resiko terjadinya kanker serviks.
N Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau
lebih proses kehamilan memeiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
N Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
N Faktor
Hormonal
Ketidakseimbangan hormon estrogen
dengan hormon lain, yang disebut progesteron, dapat mempengaruhi risiko kanker
rahim. Sebelum menopause, ovarium memproduksi estrogen dan progesteron, yang
membantu untuk mengendalikan siklus bulanan atau haid. Pada masa ini telur akan
dilepaskan dari ovarium dan membuat dinding rahim tumbuh lebih tebal untuk
mempersiapkan kehamilan. Bila tidak terjadi pembuahan maka lapisan akan datang
pergi setiap bulannya. Setelah menopause, ovarium tidak lagi memproduksi hormon, namun wanita masih menghasilkan beberapa estrogen dalam lemak tubuh
mereka. Saat estrogen terlalu banyak tanpa adanya progesteron untuk
menyeimbangkan itu, maka risiko kanker rahim pun meningkat.
N Berat
badan dan aktivitas fisik
Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko
yang dapat memicu kanker rahim. Setelah menopause, lemak tubuh adalah sumber
utama estrogen. Wanita yang kelebihan berat badan mungkin memiliki tingkat
estrogen yang tinggi. Satu dari tiga kanker rahim dapat disebabkan oleh
kelebihan berat badan. Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa fisik yang kurang
aktif dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
N Faktor
genetik
Beberapa kasus kanker rahim disebabkan
oleh perubahan gen tertentu, yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker
rahim. Jika ada beberapa kerabat dekat dari keluarga yang memiliki riwayat
penyakit kanker usus, payudara atau rahim, maka ada kemungkinan ada genetik
diwariskan kepada generasi berikutnya. Kerabat dekat dalam hal ini mencakup orangtua, anak, saudara dan saudari.
N Tamoxifen
Tamoxifen merupakan obat hormonal yang digunakan untuk
mengobati kanker payudara. Obat ini bisa sedikit meningkatkan risiko kanker
rahim, bila dikonsumsi dalam waktu jangka panjang.
N Gangguan
kesehatan lainnya
Beberapa kondisi medis lainnya juga dapat meningkatkan
risiko kanker rahim, seperti berikut ini :
û Penebalan dinding Rahim (Hiperplasia Endometrium) adalah suatu
kondisi dimana dinding rahim menjadi lebih tebal.
û Diabetes, yang berkaitan dengan
kelebihan berat badan, meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker rahim.
Ada juga mungkin hubungan antara kanker rahim terpisah dan insulin, hormon yang
mengatur gula darah.
û Sindrom ovarium polikistik (PCOS), memiliki
kista yang tumbuh di ovarium. Kondisi ini mungkin memiliki masalah kesuburan,
jarang atau tidak pernah mengalami haid, atau mungkin kelebihan berat badan
atau diabetes. Ini semua terkait dengan risiko kanker rahim.
û Kanker ovarium, beberapa jenis kanker
ovarium yang disebut granulosa dan tumor sel teka dapat memproduksi estrogen,
yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
0 komentar:
Posting Komentar